
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Dokter Indonesia Bersatu, Eva Sri Diana Chaniago, angkat suara terkait aksi demonstrasi besar-besaran yang terjadi di sejumlah kota besar Indonesia.
Ia menilai, ruang aspirasi rakyat semakin sempit dan bahkan berujung kriminalisasi.
Bukan tanpa alasan, buntut dari demo besar-besaran tersebut, Komnas HAM mencatat 1.683 orang yang diamankan oleh Polda Metro Jaya, sementara versi polisi menyebut angka 1.240.
Angka tersebut belum termasuk dengan data terbaru mengenai terduga pelaku yang diamankan.
Seperti di Sulsel, Polisi telah mengamankan 11 pelaku pembakaran kantor DPRD Makassar dan Sulsel.
Bukan hanya itu, Polda Sulsel juga meringkus dua pelaku pengerusakan kantor DPRD kota Palopo.
“Rakyat sampaikan aspirasi langsung, tidak bisa. Rakyat sampaikan aspirasi di media, dijadikan tersangka. Rakyat sampaikan aspirasi di jalan, dituduh makar-teroris,” kata Eva dalam pernyataan resminya, Rabu (3/9/2025).
Dikatakan Eva, rakyat hanya ingin menyampaikan masalah agar ada penyelesaian. Namun, tindakan mereka justru dibungkam.
"Padahal rakyat hanya bicara fakta yang dirasa, jujur apa adanya. Menyampaikan masalah demi dapat penyelesaian,” sebutnya.
Eva menegaskan, jika suara rakyat terus ditekan, maka penguasa tidak akan pernah tahu kondisi sebenarnya di lapangan.
Ia menuding, banyak pejabat justru menjadi penjilat demi kepentingan kekuasaan.
“Kalau rakyat terus dibungkam, maka tuan di atas tidak akan pernah tahu yang terjadi sebenarnya. Karena banyak pejabat Tuan yang hanya jadi penjilat, menyenangkan hati Tuan demi kekuasaan mereka penuh dengan kepentingan,” tegasnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: