
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Peringatan darurat pendidikan kini menggema. Di media sosial, tagar darurat pendidikan viral.
Itu buntut dari efisiensi anggaran yang menyasar sektor pendidikan. Kementerian yang menangani pendidikan disunat anggarannya dengan dalih efisiensi.
Menanggapi hal tersebut, sejumlah kalangan memprotes. Serikat Pekerja Kampus (SPK), yang terdiri dari dosen, peneliti, hingga staf kampus, dan dosen seluruh Indonesia mendukung mahasiswa turun ke jalan.
“Serikat Pekerja Kampus bersama dosen seluruh Indonesia mendukung mahasiswa turun ke jalan selamatkan Indonesia,” tulis SPK dikutip dari unggahannya di Instagram.
SPK bahkan menyerukan peringatan darurat. Mereka menilai Indonesia dalam keadaan bahaya.
“Gemakan peringatan darurat! Indonesia sedang dalam kondisi bahaya! Masyarakat Indonesia sedang didorong masuk jurang kematian! Bangsa kita tengah diambang kehancuran!”
Efisiensi yang menyasar ranah pendidikan, dianggap penindasan bagi rakyat. Karena merupakan hal vital.
“Efisiensi yang menyasar kepentingan kepentingan vital bangsa sejatinya adalah penindasan masyarakat yang terpinggirkan. Pemangkasan anggaran yang hanya menyasar kepentingan rakyat banyak adalah sebuah tindakan kejahatan,” jelasnya.
Hal tersebut, dianggap dilakukan demi nafsu. Agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) bisa terlaksana.
“Demi nafsu membuktikan diri sebagai pahlawan palsu pembela rakyat. Demi janji tak tahu diri makan bergizi yang kenyataan nya tidak gratis. Demi janji kampanye politis dan pragmatis yang jauh dari kata adil dan memihak,” tulisnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: