
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Pengamat Politik Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting menyebut Raja Jawa sudah merusak institusi kepolisian. Itu dilihat dari pengangkatan Kapolri.
“Polisi sudah dirusak oleh Raja Jawa itu,” kata Selamat dikutip dari YouTube 2045 TV, Senin (10/2/2025).
Selamat menceritakan bagaimana pengangkatan Kapolri di era Presiden ke-7 Jokowi. Dimulai dari Budi Gunawan yang mulanya akan menggantikan Jenderal Sutarman.
“Tapi kemudian ada kasus kan, rekening gendut. Sampai menang di praperadilan,” tuturnya.
Jenderal Sutarman kemudian diganti Pelaksana Tugas (Plt) Kapolri Badrolin Haiti. Badrolin diketahui angkatan 1982 Akademi Kepolisian (Akpol).
“Nah akhirnya didefinitfkan. Dari 82 itu, paling nggak 84. Atau paling parah 85 lah, tapi apa yang terjadi kemudian, Tito Karnavian masuk 87. Lompat dari 82 ke 87. Lompat lima angkatan,” terang Selamat.
Tito menjabat 3 tahun lebih, sampai berakhirnya jabatan Jokowi periode pertama. Saat itu, usia Tito masih 55.
“Nah ini merusak, sehingga tadi dari awal ada yang punya kesempatan, lah gue gak ada kesempatan lagi. Dilompatin gitu,” ujarnya.
Padahal, kata dia, di dalam dunia militer dan kepolisian. Senioritas selalu ada.
“Jadi militer dan polisi di seluruh dunia, bagaimanapun juga senioritas tuh ada. Walaupun tidak selalu harus urut kacang ya, tapi lompatan terlalu jauh itu merusak sistem. Piramida sistem pembinaan karir dirusak begitu,” jelasnya.
Setelah Tito menjabat, Selamat menyebut penggantinya agak normal. Karena diganti Idam Azis yang merupakan angkatan 88 a.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: