
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dugaan ijazah palsu mantan Presiden Jokowi terus mendapat sorotan dari kalangan akademisi. Apalagi, setelah ayah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu melapor ke Polda Metro Jaya.
Ali Syarief, seorang akademisi yang dikenal dengan kajian lintas budaya, menilai bahwa indikasi pemalsuan ijazah bisa dikenali tanpa harus menggunakan metode yang rumit.
“Cara memalsukan ijazah tersebut, sebenarnya tidak canggih-canggih amat," ujar Ali di X @alisyarief (14/5/2025).
Dikatakan Ali, secara kasat mata segala sesuatu bisa dengan mudah dicurigai keasliannya.
"Apalagi dengan perilaku dan gesturenya,” cetusnya.
Lanjut Ali, ada dua indikator utama yang semakin menguatkan dugaan tersebut.
Pertama adalah sikap Presiden Jokowi yang dinilai enggan membuka dokumen asli ijazahnya secara terbuka, termasuk dalam proses hukum yang tengah berlangsung.
“Tidak mau memperlihatkan ijazah aslinya, kepada siapa saja termasuk dalam persidangan,” ujarnya.
Poin kedua yang disorot Ali adalah sikap lembaga-lembaga negara yang terlibat dalam penyelidikan dan pengujian dugaan ini.
Ia menilai adanya kecenderungan perlindungan terhadap pihak yang diduga memalsukan.
"Sikap aparatur terkait (pihak rektorat, Hakim/Jaksa dan Kepolisian), sangat berpihak dan atau melindungi dugaan kepalasuan tersebut," tandasnya.
Sebelumnya, Budayawan senior Tanto Mendut turut angkat bicara terkait polemik keaslian ijazah Presiden Joko Widodo yang kembali mencuat ke ruang publik.
Ia menilai persoalan ini bukan sekadar soal dokumen semata, melainkan mencerminkan krisis yang lebih luas dalam kehidupan berbangsa.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: