
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Certified Positive Discipline Parent Educator Damar Wahyu Wijayanti menilai bahwa anak-anak memiliki kemampuan yang jauh lebih hebat dibandingkan Artificial Intelligence (AI). Hal itu disebabkan karena anak memahami nilai-nilai budi pekerti yang menjadi dasar dalam menjalani kehidupan.
"Ini yang bisa membedakan antara anak-anak di masa depan dengan AI yang serba bisa, di antaranya kemampuannya selalu bertambah sesuai dengan apa yang kita ajarkan, itu adalah sesuatu yang manusia sekali, budi pekerti, empati, belas kasih, itu yang sulit untuk ditiru AI," kata Damar dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (15/3/2025).
Damar, yang juga Co-Founder goodenoughparents.id, menjelaskan bahwa kemampuan anak akan berkembang seiring dengan nilai kehidupan yang ditanamkan oleh orang tuanya. Kondisi ini berbeda dengan AI yang hanya mampu belajar dari data yang dijiplak atau ditiru dari manusia.
Menurut Damar, sikap yang terbentuk melalui penanaman budi pekerti sejak dini akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang berempati. Sementara itu, AI meskipun pintar, tidak akan mampu merasakan empati.
Meski begitu, Damar menilai bahwa dalam perkembangannya, baik anak maupun AI memiliki kesamaan, yakni menjadi seperti apa yang diajarkan oleh "pemilik" atau pembimbingnya.
"Jadi sebenarnya terserah kita mau bagaimana untuk bisa mengajarkan anak menggunakan AI dengan bijak. Salah satu cara untuk mengajarkan anak menggunakan AI dengan bijak adalah dengan menanamkan budi pekerti," ujarnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: