
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pemberlakuan sementara perdagangan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). Hal tersebut menuai sorotan.
Eks Sekretaris Badan Usaha Milik Negara, Muhammad Said Didu, salah satu yang menanggapi peristiwa itu. Ia menyebut Indonesia gelap dengan tagar.
“#indonesiagelap. SOS,” tulis Said Didu dikutip dari unggahannya di X, Selasa (18/3/2025).
Pasalnya, kata Didu, kebijakan itu diambil karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok hingga 5 persen.
“Saat ini Bursa Efek Jakarta disuspend (penghentian penjualan saham) karena indeks harga saham gabungan turun lebih 5% - sementara harga saham negara lain naik,” ujarnya.
Dikutip dari Antara, Trading halt diberlakukan agar perdagangan tidak semakin anjlok akibat kepanikan, sekaligus memberikan waktu bagi investor untuk mencerna situasi dan mengambil keputusan dengan lebih rasional.
Mekanisme trading halt bukan hanya diterapkan di Indonesia, tetapi juga di banyak bursa saham di dunia, termasuk Amerika Serikat, China, Jepang, dan Korea Selatan.
Fungsinya sama, yaitu sebagai rem otomatis untuk menghindari jatuhnya indeks secara berlebihan dalam waktu singkat.
Sejarah menunjukkan bahwa pasar saham cenderung bereaksi secara emosional terhadap berita buruk, sehingga mekanisme ini membantu menenangkan situasi dan mencegah aksi jual yang lebih besar.
Dalam sistem perdagangan di Indonesia, trading halt dipicu oleh beberapa kondisi. Jika IHSG mengalami penurunan lebih dari 5 persen dalam satu sesi perdagangan, maka bursa akan menghentikan perdagangan selama 30 menit.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: