Dari Oplos Pertamax hingga Pengurangan Takaran Minyakita, Said Aqil Siroj Sebut sebagai Pengkhianat Bangsa

3 hours ago 3
Ketua Umum LPOI yang juga mantan ketum PBNU Kiai Said Aqil Siradj. ANTARA FOTO/Reno Esnir/kye.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Aksi licik pengusaha atau produsen Minyakita yang mengurangi isi takaran menuai kecaman luas masyarakat. Tindakan itu sangat merugikan masyarakat, terlebih harga jualnya juga jauh di atas HET yang ditetapkan pemerintah.

Kecaman juga datang dari Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) sekaligus mantan Ketun PBNU, Said Aqil Siroj. Dia mengutuk praktik pengurangan takaran Minyakita. Baginya pelaku pengurangan takaran itu sebagai penghianat bangsa Indonesia.

Kegeraman Kiai Said disampaikan di depan Dubes Tiongkok untuk Indonesia Wang Lutong dalam tadarus futuristik persahabatan Indonesia-Tiongkok di Jakarta pada Jumat (14/3) malam. Kiai Said mengatakan, secara hukum negara maupun hukum Islam, pengurangan timbangan tidak boleh dilakukan.

Dia mengatakan dalam berbisnis harus menjunjung tinggi kejujuran. "Tidak boleh ada kecurangan-kecurangan," kata dia.

Mengurangi takaran Minyakita yang seharusnya satu liter menjadi 700 mililiter atau 800 mililiter atau sebagainya, tidak boleh dilakukan. Ketika tertera satu liter, maka isinya harus satu liter.

Kiai Said menegakkan rasa keprihatinannya dan kekecewaannya yang mendalam atas fenomena pengurangan takaran Minyakita. Dia juga menyoroti praktik pengoplosan BBM. "Kita beli Pertamax, isinya dioplos," katanya.

Sama seperti pengurangan takaran Minyakita, praktik pengoplosan BBM juga sebagai penghianat bangsa.

"Kami melihat tindakan tersebut adalah sindikasi jahat yang bergerak sistematis yang sangat merugikan rakyat dan negara," katanya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |