Dua Jejak Pemberontakan: Kisah Andi Abd Azis dan Abd Kahar Muzakkar

2 weeks ago 27
Andi Abd Azis dan Abd Kahar Muzakkar.

Oleh: Desy Selviana
(Pustakawan)

Sulawesi Selatan memiliki sejarah yang penuh dinamika, termasuk kiprah dua tokoh kontroversial yang berperan besar dalam perjalanan sejarah militer Indonesia: Andi Abd. Azis dan Abd. Kahar Muzakkar. Kisah mereka bukan hanya mencerminkan kerumitan politik pada masa itu, tetapi juga menggambarkan dilema loyalitas dan identitas.

Andi Abd Azis: Dari Kesetiaan ke Tuduhan Pemberontakan

Pada 30 Maret 1950, Letnan Satu KNIL Andi Abd. Azis secara resmi meninggalkan kesatuan militer Belanda dan menyatakan kesetiaannya pada Republik Indonesia Serikat (RIS) serta Negara Indonesia Timur (NIT). Langkah ini dilandasi oleh kesadaran dirinya sebagai putra Indonesia. Sebagai bentuk penghargaan, Pemerintah RIS menerima Andi Abd. Azis menjadi anggota Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) dengan kenaikan pangkat menjadi Kapten.

Namun, situasi berubah drastis. Empat belas hari kemudian, tepatnya pada 13 April 1950, Presiden RIS menyatakan Andi Abd. Azis sebagai pemberontak. Ia ditangkap di Jakarta sehari setelahnya dan diajukan ke pengadilan militer di Yogyakarta pada 1953.

Dalam pembelaannya, Andi Abd. Azis mengakui bahwa ia buta politik akibat didikan dan lingkungannya di Belanda. "Overste, salahkah saya jika tidak mengenal Proklamasi 17 Agustus 1945? Saya dididik di tengah masyarakat Belanda dan tidak memiliki hubungan dengan bangsa saya sendiri," ungkapnya di hadapan majelis hakim.

Pada 8 April 1953, pengadilan menjatuhkan vonis 14 tahun penjara atas tindakannya yang menyebabkan gugurnya anggota APRIS. Dengan tegas, ia menerima putusan tersebut. "Siap, Overste. Saya menerima baik," katanya. Andi Abd. Azis, yang sebelumnya dianggap sebagai pahlawan oleh sebagian kalangan, akhirnya menjalani hukuman yang menutup karier militernya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |