Efisiensi Anggaran Pemerintah, Mantra atau Sekadar Ilusi Angka?

2 weeks ago 16
Risma Niswaty

Oleh: Risma Niswaty
(Guru Besar Layanan Publik UNM)

Setiap kali mendengar kata "anggaran pemerintah," angka triliunan rupiah langsung terbayang di kepala. Angka yang besar, bahkan kadang sulit kita narasikan. Lalu, muncullah kata sakti dari para pejabat: efisiensi. Katanya, setiap rupiah harus digunakan sehemat dan seproduktif mungkin. Terdengar indah, bukan? Tapi mari kita jeda sejenak dan bertanya: efisiensi yang seperti apa yang sebenarnya kita bicarakan?

Sering kali, efisiensi diartikan sesempit "menghabiskan anggaran." Laporan akhir tahun yang menunjukkan serapan anggaran mendekati 100% dianggap sebagai sebuah prestasi. Program-program dikebut pengerjaannya di kuartal terakhir, tak peduli kualitasnya. Gedung dibangun tergesa-gesa, seminar diadakan maraton, dan proyek "yang penting jadi" bertebaran di mana-mana.

Inilah ilusi efisiensi pertama. Kita terjebak pada metrik yang salah. Para ekonom sering mengingatkan bahwa penyerapan anggaran yang tinggi bukanlah tolok ukur keberhasilan. Justru, hal ini bisa menjadi indikasi perencanaan yang buruk, di mana eksekusi baru bisa dilakukan di akhir periode. Akibatnya? Kita efisien dalam menghabiskan uang, tapi boros dalam menciptakan hasil.

Si Kembar yang Tak Boleh Terpisah: Efisiensi & Efektivitas

Di sinilah kita perlu mengenalkan saudara kembar dari efisiensi, yaitu efektivitas. Jika efisiensi adalah tentang "mengerjakan sesuatu dengan benar" (doing things right), maka efektivitas adalah tentang "mengerjakan sesuatu yang benar" (doing the right things).

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |