Kadin Indonesia Bukan Organisasi Profesional, Lebih Tepat Dijuluki Serikat Makelar

2 weeks ago 23
Heru Subagia

Oleh: Heru Subagia
Pengamat Politik dan Ekonomi

Dinamika organisasi di tubuh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia telah berlalu. Hari ini, Kadin menggelar Musyawarah Nasional (Munas) Rekonsiliasi. Anindya Bakrie akan dikukuhkan sebagai Ketua Umum Kadin dan Arsjad Rasjid sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Kadin. Anin dan Arsjad pun kembali satu perahu.

Diketahui dualisme kepemimpinan Kadin nyaris melululahtahkan organisasi. Butuh proses panjang mencapai kesepakatan menuju persatuan dunia usaha tersebut. Pada akhirnya mencapai titik temu dan puncaknya dalam Musyawarah Nasional (Munas) Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia yang digelar di Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta, pada Kamis, 16 Januari 2025.

Munas kadin tersebut memberikan legacy bagi calon pemimpin Kadin yang sah. Telah terjadi regenerasi kepemimpinan dengan dikukuhkannya Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2024-2029, sedangkan Arsjad Rasjid, kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia.

Lantas, bagaimana wajahnya Kadin sesungguhnya?

Konflik Kepentingan

Penulis menilai polemik yang terjadi dalam tubuh Kadin Indonesia belakangan tidak lepas dari konflik kepentingan antara pebisnis dan pemerintah. Oleh sebab itu, butuh batas yang jelas antara kepentingan bisnis dan kepentingan politik agar persoalan serupa tidak berulang di masa depan.

Terjadinya polemik dalam organisasi para pengusaha tersebut mengemuka saat beberapa perwakilan Kadin provinsi menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub) yang menetapkan Anindya Bakrie sebagai ketua umum baru.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |