
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Keluarga ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat membantah korban memulung saat peristiwa terjadi. Tapi bekerja untuk TNI.
Hal itu menua sorotan di tengah pemberitaan yang mulanya menyebut korban dari kalangan sipil memulung saat peristiwa terjadi. Seperti yang diungkapkan Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Kristomei Sianturi.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara Anas Urbaningrum mengapresiasi pernyataan keluarga korban.
“Pernyataan yang jujur dan benar sangat penting,” kata Anas dikutip dari unggahannya di X, Rabu (14/5/2025).
“Setidaknya untuk tidak menambah duka bagi keluarga korban,” tambah Anas.
Sebelumnya, Anas juga menyampaikan duka citanya atas korban pedakan amunisi di Garut.
“Turut berdukacita. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Kejadian ini harus diteliti secara komprehensif dan obyektif untuk bisa diambil kesimpulan apa yang sebetulnya terjadi,” ujarnya.
Ia berharap kejadian serupa tak terulang lagi.
“Agar tidak ada lagi kejadian serupa di masa-masa yang akan datang. Proses pemusnahan amunisi yang tidak layak pakai harus ditempuh lewat prosedur yang benar-benar aman. Jangan lagi ada korban,” imbuhnya.
Pernyataan keluarga korban dimaksud, sebelumnya diungkapkan Agus. Dikutip dari Kompas, kakak kandung Rustiawan yang merupakan salah satu korban itu membantah adiknya memulung.
Agus membeberkan, selama 10 tahun ini, adiknya membantu TNI untuk memusnahkan amunisi kedaluwarsa. Bukan hanya di Garut, tapi juga untuk daerah lainnya.
(Arya/Fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: