Korban Ledakan Amunisi TNI di Garut Tewas 13 Orang, Keluarga Tuntut Pertanggungjawaban: Bapak Saya Bukan Pemulung

14 hours ago 5
Tempat lokasi ledakan amunisi di pantai Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Senin (12/5). (Antara)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ledakan hebat yang terjadi saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa milik TNI di Garut, Jawa Barat, menelan korban jiwa sebanyak 13 orang.

Namun hingga kini, belum ada pihak yang secara resmi menyatakan tanggung jawab atas insiden tragis tersebut.

Jurnalis senior Muchlis A Rofik mengungkapkan keprihatinannya atas lambannya respons dari para pejabat dan pihak berwenang.

"Korban tewas 13 orang, dan belum ada pernyataan siapa yang bertanggung jawab, minta maaf, dan menelusuri kesalahannya di mana," ujar Muchlis di X @Muchlis_ar (15/5/2025).

"Gubernur yang warganya jadi korban pun diem, pura-pura gak tau," tegas Muchlis.

Salah satu korban dalam peristiwa tersebut adalah Rustiawan. Keluarganya merasa kecewa atas sejumlah pemberitaan yang menyebut almarhum sebagai pemulung.

Anak perempuan Rustiawan menegaskan bahwa ayahnya bukan sembarangan berada di lokasi kejadian. Ia menuntut kejelasan dan tanggung jawab dari pihak terkait.

"Saya minta pertanggungjawaban karena bapak saya di situ (lokasi pemusnahan) bukan seperti yang orang-orang pikirkan," kata dia.

"Bapak saya bukan pemulung (logam sisa-sisa ledakan amunisi), bapak saya bekerja untuk tentara," ungkapnya penuh emosi.

Sebelumnya, 13 orang, termasuk empat prajurit TNI, dilaporkan meninggal dunia akibat ledakan saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) kemarin.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi membenarkan insiden tersebut dan menyebut seluruh korban telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk untuk proses autopsi dan pemulasaraan jenazah.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |