
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Insiden seorang kakek yang digigit buaya di Cimory, Kabupaten Gowa, memunculkan kembali mitos lama tentang hubungan manusia dengan buaya.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan, Dr. KH. Syamsul Bahri Abd Hamid, menegaskan bahwa kepercayaan semacam itu tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam maupun ilmu pengetahuan.
Dikatakan KH Syamsul, keyakinan bahwa buaya memiliki hubungan kekerabatan dengan manusia merupakan sesuatu yang tidak masuk akal dan bertentangan dengan konsep penciptaan dalam Islam.
“Dalam ajaran Islam, manusia memiliki garis keturunan yang jelas, yakni berasal dari Nabi Adam AS hingga saat ini. Tidak ada satu pun manusia yang memiliki hubungan keturunan dengan binatang tertentu,” ujar KH Syamsul, Selasa (18/2/2025) malam.
Ia juga menambahkan bahwa secara ilmiah, tidak ada bukti genetika yang menunjukkan bahwa manusia memiliki garis keturunan dari hewan mana pun.
Dalam konteks keagamaan, ia mengutip firman Allah dalam Surah At-Tin ayat 4 yang menegaskan, “Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Sebagai Dekan Fakultas Agama di Universitas Cokroaminoto Makassar, Syamsul Bahri menilai bahwa mitos-mitos semacam ini berkembang akibat minimnya pemahaman masyarakat tentang ilmu agama dan pengetahuan umum.
Oleh karena itu, ia mendorong masyarakat untuk terus belajar dan memperdalam pemahaman, baik dalam aspek spiritual maupun ilmiah.
“Kami tidak memandang sebelah mata peristiwa ini. Justru kami berharap masyarakat semakin giat mencari ilmu, memahami agama, serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar tidak mudah terjebak dalam keyakinan yang keliru,” tandasnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: