
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Universitas Airlangga, Prof. Henri Subiakto, menyoroti kinerja Kantor Komunikasi Kepresidenan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam menangani arus informasi publik.
Dikatakan Henri, ketidakpekaan terhadap sunspot news atau berita tak terduga yang memengaruhi sentimen pasar, menjadi salah satu penyebab jatuhnya harga saham di Indonesia.
"Kantor Komunikasi Kepresidenan dan Kementerian Komunikasi dan Digital perlu dievaluasi kinerjanya. Jatuhnya harga saham di tengah kenaikan harga saham negara-negara lain ini karena sunspot news," ujar Henri (19/3/2025).
Sunspot news, dalam konteks ini, merujuk pada berita atau informasi yang tidak terduga dan tidak terkait langsung dengan kinerja perusahaan, namun mampu memengaruhi sentimen investor dan harga saham.
Istilah ini berasal dari konsep ekonomi yang dikemukakan oleh ekonom Amerika, Irving Fisher, pada tahun 1907.
Fisher menggunakan analogi bintik matahari (sunspot) untuk menjelaskan bagaimana perubahan kecil dalam kondisi ekonomi dapat memengaruhi pasar.
"Fisher menggunakan analogi bintik matahari (sunspot) untuk menjelaskan bagaimana perubahan kecil dalam kondisi ekonomi dapat mempengaruhi harga saham," tukasnya.
Henri menjelaskan, sunspot news dapat berupa berita politik, ekonomi, atau kejadian lain yang tidak terduga tapi dapat memengaruhi sentimen investor dan harga saham.
Ia menilai, para konduktor komunikasi publik sering kali tidak peka terhadap sunspot news.
"Mereka yang memiliki peran besar dalam menyeimbangkan orkestrasi arus komunikasi pemerintah, banyak yang tidak berfungsi ke dalam," sebutnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: