
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat media sosial, Jhon Sitorus, ikut memberikan komentarnya terkait video dua bocah di Kabupaten Gowa yang kedapatan memunguti sisa kue pejabat dan tamu undangan usai perayaan HUT RI ke-80, kemarin.
Jhon menyebut fenomena itu sebagai potret ironi kemerdekaan yang masih dirasakan rakyat kecil.
“Ketika penjajahan hadir di perayaan kemerdekaan. Ketika pejabat negara memakai uang rakyat untuk acara perayaan kemerdekaan tanpa mengenal kata cukup. Maka pesta itu akan berubah menjadi acara menghamburkan uang,” kata Jhon kepada fajar.co.id, Selasa (19/8/2025).
Ia menggambarkan bagaimana rakyat hanya bisa menjadi penonton di balik batas dan tembok pembatas, sementara para pejabat menikmati pesta perayaan.
“Ketika seremoni berlangsung, rakyat diberi batas dan tembok agar tak mengganggu acara. Ketika acara selesai, rakyat baru boleh masuk untuk memungut sisa foya-foya pejabat-pejabatnya,” ucapnya.
Dikatakan Jhon, yang dirayakan memang kemerdekaan. Namun, pada saat yang sama, rakyat justru disuguhi kenyataan pahit berupa ketimpangan.
“Yang miskin harus tetap miskin, yang lapar harus tetap dipaksa mengemis, yang boleh kaya hanya mereka dan keluarganya,” tegasnya.
Lanjut Jhon, momen viral bocah berebut sisa kue itu menjadi simbol dari wajah kemerdekaan yang masih penuh ironi meski Indonesia telah berusia 80 tahun.
“Ironi 80 tahun negara ini, rakyatnya hanya diberi sisa, itupun tidak dengan cara yang terhormat,” kuncinya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, upacara detik-detik pengibaran bendera itu digelar di Lapangan Hasanuddin, Jalan Tumanurung Raya, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: