30 Tahun Hidup Bersama Banjir Bahkan Pasrah Jualannya Terendam, Tati: Capek, Tapi Mau Diapa?

3 hours ago 2

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Tati (53), warga Blok 8 Perumnas Antang, kini sudah tiga malam mengungsi di posko Masjid Al Muttaqin akibat banjir yang melanda permukimannya.

Dikatakan Tati, banjir kali ini adalah yang paling parah selama lebih dari 30 tahun ia tinggal di sana.

"Lebih dua meter, ini paling parah banjirnya selama saya tinggal di sini," katanya saat ditemui di posko pengungsian, Rabu (12/2/2025).

Meski sadar tinggal di daerah rawan banjir, Tati tidak memiliki pilihan lain. Ia mengaku ingin pindah, tetapi keterbatasan ekonomi membuatnya tetap bertahan.

"Mau cari, uang pi juga itu," ujarnya singkat.

Kata Tati, banyak warga yang ingin menjual rumah mereka dengan harga murah, namun tidak ada pembeli karena kawasan tersebut sudah dikenal sebagai daerah langganan banjir.

"Kalau orang mau jual rumah di sini mau beli berapa juga, banyak orang mau jual rumahnya lebih murah tapi tidak ada yang mau (beli)," ungkapnya.

Saat banjir mulai naik, suaminya memilih tetap tinggal di rumah untuk menjaga barang-barang di lantai dua.

"Kalau dibilang capek, capek sekalima hadapi suasana begini," keluhnya.

Tati bilang, keamanan juga menjadi salah satu kekhawatiran mereka, mengingat pernah ada kasus pencurian saat banjir terjadi.

"Kita takut kecurian, karena pernah ada kejadian pencuri naik perahu bobol dari belakang rumahnya orang, kejadiannya malam," katanya.

Tati yang sehari-hari berjualan barang campuran kini harus merelakan barang dagangannya terendam air.

Namun, barang elektronik seperti kulkas sudah sejak lama ia simpan di lantai dua dan tak pernah diturunkan selama lima tahun terakhir.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |