
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Founder Celiios, Media Wahyudi Askar memaparkan kenaikan pajak bukan hanya karena kebijakan bupati. Tapi ada persoalan yang lebih struktural.
Ia mencontohkan di Kabuaten Pati, di mana Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) naik. Lalu masyarakat menolak hingga muncul wacana pemakzulan Bupati Pati, Sudewo.
Di Pati, kata Media Askar, anggarannya berkurang Rp59 miliar akibat efisiensi. Sebuah angka yang sangat besar untuk kabupaten tersebut.
“Berkurang anggarannya Rp59 miliar akibat efisiensi. Itu besar sekali untuk kabupaten Pati,” ujarnya.
Itu, jelasnya, karena pemerintah memangkas transfer Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) ke daerah. Padahal 70 persen pemerintah daerah bergantung pada DAK dan DAU.
“Dan 70 persen kabupaten kota di Indonesia bergantung dari DAK dan DAU,” terangnya.
Lebih jauh, ia menyebut pemangkasannya ugal-ugalan. Misalnya pada pelayanan publik.
“Itu dipangkas oleh pemerintah, dan ugal-ugalan. Item pemangkasan itu cenderung tidak hati-hati. Proyek irigasi yang dipangkas, yang ujung-ujungnya mengganggu layanan publik,” jelasnya,
Di sisi lain, ia sepakat bahwa persoalan di Pati ada masalah kepemimpinan. Tapi baginya, itu hanya satu hal.
“Artinya, saya sepakat ada persoalan leadership di Kabupaten Pati. Tapi ada persoalan lebih besar yang harus kita antisipasi, yaitu soal daerah tidak ada uang,” ucapnya,
“Uang dipangkas, yang kemudian digeser ke program strategis, yang juga tidak mutar di bawah. MBG hari ini tidak memberi nilai tambah signifikan pada UMKM,” tambahnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: