Indonesia Tetap Dikenakan Tarif Tinggi oleh AS, Said Didu: Artinya Tidak Diperhitungkan

3 hours ago 5
Said Didu

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, menyemprot pemerintah menyusul keputusan Amerika Serikat yang tetap memberlakukan tarif 32 persen terhadap Indonesia.

Said Didu menegaskan keputusan tersebut menunjukkan posisi Indonesia yang sama sekali tidak diperhitungkan.

"Artinya Indonesia tidak diperhatikan," kata Said Didu di X @msaid_didu (8/7/2025).

Pernyataan itu disampaikan Said Didu sebagai respons atas unggahan jurnalis senior Uni Lubis yang mengungkap data menarik terkait proposal perdagangan yang diajukan Indonesia kepada Amerika Serikat.

Dalam proposal tersebut, pemerintah Indonesia menawarkan skema kerja sama dagang dengan nilai jumbo, yang mencakup berbagai sektor mulai dari pertanian, energi, hingga penerbangan.

Dalam unggahan Uni Lubis, terungkap bahwa Indonesia berkomitmen untuk membeli produk-produk asal Amerika Serikat dengan nilai total mencapai 34 miliar dolar AS atau sekitar Rp550,8 triliun.

Angka fantastis tersebut setara dengan pembelian sejumlah komoditas penting dari Negeri Paman Sam.

Pembelian terbesar berasal dari sektor pertanian, di mana Indonesia berencana mengimpor kedelai, bungkil kedelai, gandum, dan kapas dalam jumlah besar.

Impor kedelai disebutkan mencapai 3,5 juta ton dengan nilai sekitar 2,4 miliar dolar AS, sementara bungkil kedelai sebesar 1,52 miliar dolar AS, gandum senilai 500 juta dolar AS, dan kapas sekitar 215 juta dolar AS.

Tak hanya itu, komitmen besar juga datang dari sektor energi, di mana pemerintah Indonesia berencana membeli produk-produk energi dari AS dengan nilai mencapai 15 miliar dolar AS.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |