
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Irfan (24), warga Kabupaten Bone dinyatakan tewas usai mengalami hipotermia berat saat berada di puncak Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Korban bersama 16 rekannya memulai perjalanan pada Selasa 12 Agustus melalui rute dari Bulu Baria menuju puncak Gunung Bawakaraeng. Rombongan akhirnya tiba di puncak Gunung Bawakaraeng pada Sabtu 16 Agustus sehari sebelum insiden terjadi.
Pengelola Buru Baria, Mustain, mengaku mendengar kesaksian dari salah satu rekan korban bahwa Irfan sempat mengalami susah nafas karena tenggorokannya berlendir.
"Kalau penyebabnya masih simpang siur. Kalau isu yang beredar itu hipotermia berat. Tapi tadi malam saya cerita sama rekan timnya katanya (korban) tenggorokannya berlendir jadi susah untuk bernafas," ujar Mustain melalui pesan singkat, Senin (18/8/2025).
Lebih lanjut, Mustain menuturkan, pada Sabtu malam 16 Agustus, korban masih berinteraksi dengan rekan-rekannya. Memang kondisi suara korban sudah serak-serak basah.
"Malamnya 16 Agustus 2025 itu masih ngobrol sama temannya dengan suara yang serak," ungkapnya lagi.
Lantaran melihat kondisi korban dengan nafas sesak dan suara sesak, akhirnya rekannya memberi korban sarabba (minuman tradisional yang terbuat dari jahe, gula merah) dicampur dengan jeruk nipis. Korban pun sempat mengkonsumsi minuman herbal tersebut.
"Jadi sarabba sama jeruk nipis dia konsumsi," sambungnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Operasi Basarnas Makassar, Andi Sultan mengkonfirmasi bahwa korban mengalami hipotermia berat saat berada di puncak Gunung Bawakaraeng. Korban dinyatakan meninggal dunia di pos 8 dalam perjalanan turun saat tim sedang melakukan evakuasi.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: