Merefleksikan Pesan Bung Aswar: Tahu Diri dan Tahu Batas

4 weeks ago 19
Tasrief Surungan, Plt. WR1 Unsulbar, Anggota Dewan Profesor Unhas

Oleh: Tasrief Surungan
Plt. WR1 Unsulbar, Anggota Dewan Profesor Unhas

FAJAR.CO.ID -- Berita duka wafatnya Ustaz Aswar Hasan saya ketahui dari Grup Diskusi Dewan Profesor (DP) Unhas saat saya dalam perjalanan darat Majene-Makassar malam Kamis, masihTaggal 13 Agustus 2025.

Pesan itu diteruskan oleh Prof. Abdul Rasyid alias Prof. Cido, mantan WR3 Unhas dalam perioda pertama Rektor Unhas Prof. Dwia Aristina Pulubuhu.

Saya menyampaikan belasungkawa dan doa keselamatan dalan bentuk stiker ke grup DP, tidak menulisnya dalam bentuk narasi, karena kesulitan mengetik saat berkendara.

Kepergian Beliau merupakan kehilangan bagi dunia intelektual tanah air. Beliau masuk dalam kategori guru bangsa.

Untuk kategori intelektual yang ustad atau ustad yang sekaligus intelektual, yang pandangannya lurus dan tidak pernah 'nyeleneh', Dr. Aswar Hasan bisa disejajarkan dengan sosok mantan Perdana Menteri Indonesia di era kabinet parlementer, Mohammad Natsir.

Wawasan kebangsaan dan keagamaan Bung Aswar membumi sekaligus melangit. Ulasannya dalam bentuk karya ilmiah populer di berbagai media dan forum diskusi, secara reguler mencerahkan bukan hanya khalayak tapi juga kaum cerdik cendekia.

Penghuni langit Insya Allah mengenalnya dengan baik. Tulisan-tulisannya menggambarkan resonansi dari gagasan kebenaran yang ada di langit dan terpancar ke bumi: resonansi antara para malaikat dan manusia-manusia bumi yang sekategori dengan Bung Aswar.

Kalau kita menyelami tulisan terakhirnya, yang saya coba refleksikan dalam uraian ini, kita akan paham bahwa Bung Aswar telah mencapai puncak pengenalan diri.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |