
Oleh Edy M Yakub
Sebulan menjelang 17 Agustus, ratusan juta masyarakat Indonesia sudah bersiap merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Kemerdekaan RI di kampung masing-masing, baik di desa maupun kota.
Masyarakat di Kampung Wonocolo, Surabaya, adalah salah satu contoh warga yang mengadakan serangkaian perayaan sejak 17 Juli dengan lomba menggambar, lalu ada lomba makan kerupuk, lomba gelas estafet, lomba pindah air, lomba menyunggi atau mengusung tempeh, lomba karaoke, hingga lomba layang-layang.
Bedanya dengan tahun-tahun sebelumnya, perayaan 80 tahun kemerdekaan RI itu, kini tidak hanya ada di kampung-kampung yang nyata, tapi pada waktu yang sama juga ada yang berlangsung di kampung-kampung digital (kampung maya) yang tidak kalah meriah dengan perayaan di kampung nyata.
Apalagi, lomba-lomba yang ada di kampung nyata itu pun langsung diunggah ke kampung digital melalui sejumlah platform media sosial, sehingga perayaan di kampung maya pun bertambah meriah. Perayaan di kampung digital itu ada yang sifatnya kreasi digital, atau perayaan yang murni merupakan produk digital, karena era digital memang melahirkan perubahan yang bisa sangat berbeda sama sekali.
Kreasi tentang HUT Ke-80 Tahun RI di dunia digital itu memungkinkan, karena media komunikasi saat ini memang sudah sangat digital, bahkan sarana/jasa transportasi dan sistem perdagangan/bisnis juga demikian.
Selain itu, era digital juga tidak hanya bersifat fisik (sarana/fasilitas), namun ada juga hal yang bersifat non-fisik, seperti konten atau informasi juga sudah sangat berubah maknanya, baik makna negatif maupun makna positif.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: