Pengamat UIN Bilang Reformasi Kini Hanya Sisa Jargon

6 hours ago 4
Adi Prayitno

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- 21 Mei yang selama ini diperingati sebagai Hari Reformasi mendapat sorotan dari akademisi dan pengamat politik.

Adi, dosen dan analis politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap pemaknaan reformasi yang semakin pudar.

“Tanggal 21 Mei kerap diperingati sebagai hari reformasi. Apa kabar agenda reformasi?," ujar Andi di Instagram pribadinya @adiprayitno.official (21/5/2025).

Adi menilai bahwa semangat reformasi yang dulu diperjuangkan dengan darah dan air mata kini seolah dilupakan.

Ia menyinggung rendahnya kesadaran publik, terutama generasi muda, terhadap sejarah dan nilai-nilai reformasi yang sejatinya menjadi fondasi penting dalam kehidupan berbangsa.

“Saat ini mungkin banyak orang tak peduli, bahkan tak faham soal sejarah dan agenda reformasi," tandasnya.

Adi kemudian mempertanyakan apakah reformasi masih menjadi roh dalam penyelenggaraan negara atau hanya sekadar simbol retoris.

“Kini reformasi sebatas jargon kah?," kuncinya.

Untuk diketahui, bagi masyarakat Indonesia, tanggal 21 Mei memiliki makna khusus sebagai tonggak lahirnya fase baru dalam perjalanan bangsa.

Pada hari itu, tepatnya tahun 1998, Presiden Soeharto secara resmi mengundurkan diri dari kursi kepemimpinan setelah tiga dekade lebih berkuasa.

Kejadian bersejarah ini menjadi penanda berakhirnya masa Orde Baru dan membuka gerbang menuju era Reformasi.

Tahun 2025 ini menandai 27 tahun sejak perubahan besar tersebut dimulai.

Reformasi muncul sebagai respons terhadap krisis besar yang melanda negeri ini pada penghujung 1990-an.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |