
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto menaruh harapan besar terhadap Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), untuk menopang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Karena itu, Presiden Prabowo memberikan target besar kepada Danantara Indonesia agar lembaga ini bisa menyumbang pendapatan kepada negara sebanyak Rp808 triliun
Harapan itu karena Prabowo ingin desain APBN pada 2027 dan 2028 mendatang diharapkan tanpa defisit. Itu karena APBN selama ini selalu defisit dimana belanja lebih besar dibanding pendapatan negara.
Karena alasan itu, Prabowo berharap Danantara Indonesia bisa menyumbang senilai USD 50 miliar ke negara, atau setara Rp 808 triliun (Kurs Rp 16.162 per dolar AS).
Angka tersebut disesuaikan dengan hitungan Return on Asset (ROA) bisnis yang baik, yakni sebesar 12 persen. Namun, misal saja ROA untuk Indonesia sebesar 5 persen dari USD1.000 miliar, angkanya bisa mencapai mencapai Rp808 triliun.
"Saudara-saudara sekalian, aset yang dimiliki bangsa Indonesia, yang berada di BUMN-BUMN kita, asetnya adalah senilai lebih dari USD 1.000 miliar. Harusnya BUMN itu menyumbang kepada kita minimal USD 50 miliar. Kalau USD 50 miliar (disumbang Danantara ke Negara), APBN kita tidak defisit," kata Prabowo dalam Pidato Nota Keuangan di Senayan, Jakarta Jumat (15/8) pekan lalu.
Tak hanya itu, Prabowo juga meminta kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk melakukan pembenahan terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: