
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Sejumlah bandara yang dibangun di era Presiden ke-7 Jokowi kini nganggur. Hal itu menuai sorotan publik.
Setidaknya ada empat bandara yang kini nyaris tidak terpakai. Karena tidak adanya penerbangan.
Bandara tersebut, telah menghabiskan triliunan rupiah saat pembangunannya. Tersebar di beberapa titik.
Pendiri Susi Air, Susi Pudjiastuti mengkritknya. Ia mengatakan, selain empat bandara yang nganggur, bandara tanpa penerbangan lebih banyak lagi.
“Bandara yang tidak memiliki penerbangan lebih banyak lagi," kata Susi di akun media sosial X @susipudjiastuti.
Di sisi lain, ia menyoroti turunnya penerbangan komersil. Sementara private jet tambah banyak.
"Frekuensi penerbangan dan jumlah pesawat terbang komersil juga turun tapi private jet tambah banyak," ucap Susi.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini juga mengkritisi kenaikan drastis berbagai biaya di industri penerbangan.
Seperti landing fee, navigasi, dan ground handling, meskipun aktivitas penerbangan menurun.
Susi mengaku tak mengerti mengapa biaya layanan penerbangan justru melonjak, sementara jumlah penerbangan berkurang signifikan.
"Tidak ada yang terbang tapi biaya naik, jujur saya tidak mengerti," tandasnya
Adapun empat bandara yang nganggur sebagai berikut:
- Bandara Kertajati, Majalengka
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) ini menghabiskan anggaran Rp2,6 triliun dalam pembangunannya. Diresmikan 24 Mei 2018 oleh Presiden Jokowi.
Bandara ini disebut-sebut terbesar di Indonesia setelah Soekarno-Hatta. Namun berhenti melayani penerbangan reguler setahun setelah diresmikan.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: