
FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Beberapa pekan terakhir, warga di berbagai kota besar Indonesia ramai mengeluhkan cuaca yang terasa menyengat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, suhu udara di sejumlah wilayah perkotaan mencapai 35 hingga 36 derajat Celsius.
Di Jakarta, suhu maksimum tercatat 35 derajat Celsius, sama halnya dengan Bali dan Nusa Tenggara. Sementara itu, Semarang, Grobogan, dan Sragen berada di kisaran 34–35 derajat Celsius. Suhu tertinggi terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, yang tembus hingga 36 derajat Celsius.
Dalam pembaruan data terbaru di laman resmi PPID BMKG, suhu di beberapa daerah bahkan tercatat menyentuh 37 derajat Celsius.
Meski begitu, BMKG menegaskan bahwa fenomena ini bukan gelombang panas (heatwave) seperti yang melanda negara-negara subtropis.
Menurut lembaga tersebut, suhu panas di Indonesia masih tergolong normal, meskipun terasa tidak nyaman.
“Kondisi panas ini kemungkinan masih berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November, tergantung pada waktu mulai masuknya musim hujan di masing-masing daerah,” tulis BMKG dalam pernyataannya di laman PPID, dikutip Jumat (17/10/2025).
BMKG menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat udara di Indonesia terasa begitu panas.
Pertama, posisi semu Matahari kini sedang berada sedikit di selatan ekuator, menyebabkan wilayah tengah dan selatan Indonesia menerima penyinaran Matahari yang lebih intens.
Kedua, angin timuran dari Australia membawa massa udara kering, sehingga pembentukan awan menjadi minim.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: