Rumah Si Pitung Beraksitektur Bugis/ EDY ARSYAD
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad angkat suara. Terkait polemik di Nahdatul Ulama (NU).
“Menarik bahwa konflik internal PBNU yang mengharu biru pemberitaan media berhari-hari ini ternyata tidak begitu terasa di tingkat ummat atau akar rumput NU,” kata Saidiman dikutip dari unggahannya di X, Selasa (9/12/2025).
Bahkan di kalangan aktivis dan inlektualnya, kata dia, baik yang muda maupun muda banget, juga tidak begitu terasa. Konflik tersebut secara umum terisolasi di sejumlah tokoh pimpinan tertinggi NU saja.
“Aspirasi umum Nahdliyyin lintas kelas adalah bahwa kisruh ini disudahi saja dan para elit melakukan ishlah. Tidak terlihat jelas ada pengkubuan, misalnya, dari kelas menengah NU,” ujarnya.
Di situ, dia mengataka tidak nampak pengkotakan dukungan dari para pengurus wilayah atau cabang NU di pelbagai daerah. Umumnya yang bisa dibaca dari pegiat organisasi adalah doa agar NU selamat.
“Kalau pun ada aktivis NU yang menunjukkan dukungan, pemihakannya sangat halus. Paling-paling, misalnya, mereka menulis tentang betapa hati-hatinya Miftahul Akhyar dalam mengambil keputusan,” jelasnya.
Lalu diambil kesimpulan, bahwa dia pendukung Rois Aam atau tentang betapa alimnya Makruf Amin. Tafsirnya adalah bahwa dia mendukung sikap Makruf Amin.
Juga tentang pujian pada Yahya Staquf yang bekerja keras untuk membawa NU punya peran lebih besar di level global. Dianggap sebagai dukungan pada kepemimpinan Yahya Staquf.
“Saya ada dalam satu group aktivis IPNU-IPPNU Makassar. Ini satu-satunya WA group terkait NU yang saya ikuti. IPNU adalah organisasi yang saya ikuti ketika masih sekolah di Makassar,” terangnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

















































