FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Media sosial kerap menjadi panggung untuk menunjukkan pencapaian, kekayaan, dan gaya hidup. Namun, tahukah kamu bahwa kebiasaan memamerkan ini, atau yang dikenal sebagai flexing, bisa membawa dampak buruk pada kesehatan mental?
Flexing, istilah populer yang merujuk pada perilaku memamerkan prestasi atau kemewahan di media sosial, sering dianggap sebagai cara untuk menunjukkan keberhasilan. Tetapi, di balik layar gemerlap tersebut, ada risiko besar yang mengintai kesehatan mental seseorang.
Flexing tidak hanya memengaruhi individu yang melakukannya tetapi juga para penonton yang terus-menerus membandingkan diri dengan kehidupan yang tampak sempurna di media sosial.
Berikut adalah beberapa risiko utama yang perlu diwaspadai:
- Merasa Tidak Pernah Cukup
Melihat pencapaian atau gaya hidup mewah orang lain dapat memicu perasaan rendah diri. Kamu mungkin mulai merasa bahwa segala usahamu tidak cukup, yang akhirnya menurunkan rasa percaya diri dan memunculkan kecemasan. - Meningkatkan Kecemasan Sosial
Tekanan untuk "terlihat berhasil" dapat memperparah kecemasan sosial. Kamu merasa harus ikut memamerkan sesuatu demi mendapatkan perhatian atau pengakuan. Hal ini bisa berujung pada kebiasaan konsumsi berlebihan yang tidak sehat. - Memicu Depresi
Terjebak dalam siklus membandingkan diri dengan orang lain dapat membuatmu merasa tidak berharga. Ketidakpuasan ini bisa berkembang menjadi depresi jika dibiarkan terus berlanjut. - Kebahagiaan Semu
Flexing mungkin memberikan kebahagiaan sementara, tetapi efeknya tidak bertahan lama. Sebaliknya, perilaku ini sering meninggalkan perasaan hampa dan ketidakpuasan terhadap kehidupan. - Menurunkan Produktivitas
Terus-menerus mengecek media sosial demi "mengimbangi" orang lain dapat mengganggu fokus dan produktivitas. Tugas-tugas penting pun terabaikan, menyebabkan efek domino pada pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Tips Bijak Menyikapi Flexing
Jika kamu merasa tertekan oleh fenomena flexing, cobalah beberapa langkah berikut:
• Batasi Waktu di Media Sosial: Kurangi waktu untuk scrolling media sosial, terutama akun yang memicu perasaan tidak aman.
• Syukuri Hal-Hal Kecil: Fokus pada pencapaian pribadi dan kebahagiaan sederhana dalam hidupmu.
• Kelilingi Diri dengan Orang Positif: Lingkungan yang suportif dapat membantu membangun rasa percaya diri.
• Praktikkan Self-Care: Jaga kesehatan mental dengan meditasi, olahraga, atau berbicara dengan teman dekat.
• Cari Bantuan Profesional: Jika perasaan negatif terus berlanjut, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau terapis.
Berhenti Membandingkan, Mulai Menghargai Diri
Ingatlah, media sosial hanyalah potret singkat dari kehidupan seseorang, bukan keseluruhan cerita. Fokuslah pada perjalananmu sendiri, hargai pencapaianmu, dan jangan biarkan flexing orang lain mengambil alih kebahagiaanmu. (Wahyuni/Fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: