
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Industri film horor Indonesia kembali membuktikan kekuatannya melalui film “Sukma”, yang berhasil menarik perhatian publik dengan capaian 560.639 penonton. Pencapaian ini dinilai luar biasa karena diraih di tengah persaingan ketat dengan film horor internasional populer, The Conjuring.
Keberhasilan Sukma lahir dari proses panjang. Penulisan skenario memakan waktu hampir satu setengah tahun, sementara proses produksi hingga rilis membutuhkan waktu sekitar satu tahun penuh.
Salah satu kunci sukses film ini ada pada pemilihan pemain. Produser menegaskan, para aktor tidak dipilih berdasarkan popularitas, melainkan kemampuan akting mereka.
“Pemain yang kami pilih bukan karena mereka terkenal, tetapi karena kemampuan mereka. Kalau ditonton, penonton akan langsung mengerti mengapa mereka cocok dengan perannya masing-masing,” ujar Baim Wong.
Kualitas produksi juga digarap serius dengan standar profesional, mulai dari proses grading, color, hingga musik. Para aktor tampil total dalam memerankan karakter, sehingga memberikan kedalaman pada cerita.
Selain akting, Sukma menonjol berkat penggunaan CGI yang intens dan menantang. Proses pengerjaan efek visual ini memakan waktu delapan bulan.
“Kami ambil risiko besar untuk menggarap film ini. Tapi kami ingin membuktikan bahwa CGI buatan Indonesia bisa sama memukaunya,” ungkap Baim.
Keberanian tim produksi membuahkan hasil. Sukma tidak hanya membuktikan kekuatan CGI lokal, tetapi juga memperlihatkan bahwa film Indonesia mampu bersaing dengan karya internasional.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: