FAJAR.CO.ID, MAKASSAR- Flu dan COVID-19 adalah dua penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus berbeda. Meskipun keduanya memiliki gejala serupa, seperti demam, batuk, dan kelelahan, mereka disebabkan oleh virus yang berbeda dan memerlukan penanganan yang berbeda pula. Lantas, apakah ada hubungan antara flu yang merebak di China dengan COVID-19?
Hubungan Antara Flu dan COVID-19
Secara teknis, flu (disebabkan oleh virus influenza) dan COVID-19 (disebabkan oleh virus SARS-CoV-2) adalah dua penyakit pernapasan yang berbeda. Meskipun keduanya mempengaruhi saluran pernapasan, penanganannya membutuhkan pendekatan yang berbeda. Selama masa pandemi COVID-19, langkah-langkah pencegahan yang ketat, seperti pembatasan sosial dan masker, menyebabkan penurunan jumlah infeksi flu di banyak negara, termasuk China. Namun, setelah kebijakan pembatasan dilonggarkan, aktivitas influenza kembali meningkat, dengan China mencatatkan lonjakan kasus flu yang cukup signifikan.
Menurut sebuah studi yang dilakukan di Chongqing, China, tingkat infeksi influenza meningkat pesat setelah pelonggaran pembatasan yang diterapkan selama pandemi COVID-19. Pada periode 2021-2022, tingkat positif influenza tercatat sebesar 23,70%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hanya 13,68% di masa pandemi sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun COVID-19 tetap menjadi masalah utama, influenza kini kembali menjadi ancaman kesehatan yang serius.
Selain itu, fenomena co-infeksi, yaitu infeksi bersamaan dari COVID-19 dan influenza, menjadi perhatian serius. Penelitian menunjukkan bahwa co-infeksi dapat memperburuk kondisi pasien. Mereka yang terinfeksi kedua virus ini berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi serius, termasuk pneumonia, kesulitan pernapasan, dan bahkan kematian. Co-infeksi juga dapat memperpanjang masa pemulihan dan meningkatkan beban pada sistem kesehatan.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: