Gotong Royong Produktif

1 month ago 32
Andi Muhammad Jufri

Oleh: Andi Muhammad Jufri
(Praktisi Pembangunan Sosial)

Di tengah minimnya lapangan kerja dan merebaknya masalah lingkungan, gagasan cerdas datang dari KDM (Kang Dedy Muliadi). Penanganan masalah kebersihan sungai dan lingkungan di daerahnya, dijadikan sebagai "entrance gate" (pintu masuk) membuka lapangan kerja baru dengan menambah jumlah tenaga perawatan dan kebersihan sungai.

Dengan bermodal tenaga dan alat sederhana (cangkul), rakyat dapat secara langsung bekerja membersihkan sungai, sekaligus mendapatkan pergantian atas tenaga, keringat dan waktu mereka dengan dana secukupnya, minimal upah minimun propinsi dan kota.

"Yang penting dapur ngebul. Pokoknya kumaha (bagaimana) carana Jawa Barat, jalanan leucir, caina ngalir, beuteng rakyatna buncit, huntuna nyengir (jalannya bagus, airnya mengalir, perut rakyatnya terisi dan giginya nyengir)" penggalan kalimat KDM (Kompas, 13 Oktober 2025).

Gagasan KDM ini, menjadi menarik perhatian banyak orang. Apalagi dengan gaya centil beliau, mengatakan bahwa "Sebab kalau sungai-sungai itu kalau pengen tidak banjir bukan diseminarkan. Bukan didiskusikan. Tapi sungainya dibersihkan. Bisa pakai alat berat, bisa pakai cangkul,” (dikutip dari akun media sosial KDM, Minggu, 12/10/ 2025).

KDM juga memang selama ini, telah membuktikan dan memimpin langsung dan bergotong royong bersama rakyat membersihkan sungai-sungai yang kotor di Jawa Barat. Dengan potensi sungai-sungai yang bersejarah (10 sungai yang panjang seperti Citarum, Ciliwung, Cisadane, Citanduy, Cisanggarung Cisadea, Cilamaya, Cimanuk, Ciwulan, Cibeet, Cipunagara, Cibuni, Cigentis) dan ratusan cabang dan anak sungai, Jawa Barat akan menjadi primadona wisata sungai di masa depan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |