FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Pakar Komunikasi Universitas Airlangga, Henri Sibiakto angkat suara. Terkait polemik elpiji 3 kilogram (Kg).
Ia mengungkapkan, kondisi ekonomi saat ini tidak hanya buruk. Namun juga menyusahkan rakyat kecil.
“Kondisi ekonomi sekarang tak hanya memburuk tapi juga makin menyusahkan rakyat kecil,” kata Henri dikutop dari unggahannya di X, Selasa (4/2/2025).
Rakyat kecil saat ini, dinilinya kesulitan berdagang. Kebijakan pemerintah melarang elpiji subsidi dijual di pengecer menyusahkan mereka mengakses subsidi itu.
“Terutama mereka itu sedang kesulitan mencari tabung gas melon untuk kepentingan keluarga dan berdagang, di lingkungannya. Mereka kesulitan sebagai akibat kebijakan pemerintah pusat terkait subsidi,” terangnya.
Peristiwa meninggalnya seorang ibu yang mengantre membeli elpiji di pangkalan juga ia sorot. Ia mengaku sedih.
“Antrian mencari tabung gas melon sekarang terjadi di banyak tempat. Bahkan di Tangerang diberitakan ada ibu ibu meninggal dunia, yang diperkirakan karena kelelahan antri gas melon 3 kilogram,” imbuhnya.
“Sedih mengetahui dan melihat kondisi negara kita ini, sebuah negara yang begini kaya, dengan sumber alam berlimpah,” ucapnya.
Di sisi lain, ia mengatakan banyak pengusaha yang hidup mewah. Sementara rakyat kecil masih hidup dalam kesusahan.
“Memiliki banyak pengusaha sukses yang hidup mewah, kondisi mayoritas masyarakat kecil yang luas, masih hidup dalam kesulitan dasar semacam ini,” terangnya.
“Semoga saja penderitaan rakyat kecil tersebut dapat segera teratasi oleh kebijakan pemerintah Presiden Prabowo,” tandas Henri.
(Arya/Fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: