Jemput-jemput Pejabat

2 months ago 36
Dr Iqbal Mochtar (Pengurus PB IDI dan Ketua Forum Dokter Peduli Ketahanan Kesehatan Bangsa)

Oleh: Dr Iqbal Mochtar (Pengurus PB IDI dan Ketua Forum Dokter Peduli Ketahanan Kesehatan Bangsa)

PRESIDEN Prabowo melakukan efisiensi. Bahasa lainnya : pengetatan. Anggaran yang tidak efisien dipangkas. Penggunaan parfum ruangan dan jemputan PNS dihapus. Total efisiensi yang bakal diselamatkan sekitar Rp306,7 triliun. Kementerian Kesehatan aja dipangkas Rp 19 triliun. Ini inovasi yang bukan hanya bagus, tapi sangat luar biasa.

Angkat topi. Pak Prabowo bisa melihat bahwa issu inefisiensi memang harus diterabas dari hulu. Bukan hilir. Terlalu banyak reseh-reseh kegiatan birokrasi yang membuat anggaran dana terbuang percuma. Terlalu banyak pernik-pernik inefisiensi yang dimainkan atas alasan prosedur birokrasi.

Banyak program yang dipangkas pendanaannya oleh pak Prabowo. Namun ada satu yang terlupakan: tradisi jemputan pejabat-pejabat. Ini sungguh tidak efektif dan efisien.

Satu Menteri datang ke daerah, ada satu truk yang menjemputnya. Mulai dari Gubernur, Bupati, Kepala Dinas hingga staf keprotokoleran. Belum lagi dari unsur kepolisian dan militer. Mereka ramai-ramai datang ke bandara untuk menjemput seorang Menteri atau pejabat.

Bisa dibayangkan betapa banyak waktu dan aspek finansial yang terbuang. Para penjemput yang datang ke bandara bukan tanpa pembiayaan. Perjalanan mereka untuk menjemput butuh bensin; butuh singgah makan-makan. Belum lagi kalau ibu-ibunya ikut. Mereka tentu perlu dandan dan bahkan ke salon.

Penjemputan juga butuh seremoni; ada kalungan bunga, tari-tarian, makan-makan; sebelum sang pejabat dihantar ke hotel atau tempat acara.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |