Oleh: Heru Subagia
(Pemerhati Politik dan Kebijakan)
Kelebihan dari sosok Prabowo Subianto adalah kepintarannya dalam membuat paradoks dan hiperbola sebuah harapan dan mimpi masyarakat umum. Publik percaya bahwa Prabowo akan menjelma sebagai sosok Imam bagi Indonesia yang visioner.
Prabowo sangat ulung sebagai orator andal, memesona hingga membuai para pendengarnya. Prabowo dari awal sudah mendapatkan personifikasi sosok galak dan berwibawa. Kesan macho dan sikap tegaknya hingga mendapatkan julukan Macan Asia Baru.
Awal Kerja yang Buruk
Usai ditetapkan sebagai Presiden terpilih periode 2024-2029, justru kinerjanya melempem alias lamban. Genap dua bulan 9 hari menjabat sebagai kepala negara per 29 Desember 2024, Pemerintah Prabowo-Gibran sangat lambat bekerja untuk menjalankan janji kampanyenya serta mengekspresikan visi dan misi pemerintahannya.
Sebaliknya, pemerintahannya masih berkutat pada perebutan anggaran di berbagai kementerian, pengangkatan pegawai eselon, perebutan gedung kementerian baru dan pengangkatan para Komisaris dan juga Kepala Badan Tinggi Negara.
Blunder Kebijakan
Sudah diprediksi sebelumnya bahwa Pemerintahan Prabowo-Gibran akan menghadapi dan menanggung banyak masalah dan keributan. Sumber malapetaka dan bencana tersebut berasal dari beban politik dan ekonomi rezim sebelumnya dan juga banyaknya kepentingan politik yang harus diakomodir.
Akhirnya terbukti, sadar atau tidak sadar Prabowo-Gibran sudah masuk dalam pengambilan keputusan yang pragmatis. Presiden Prabowo Subianto dianggap telah melakukan akrobatik politik kebijakan yang sesat, dianggap mengabaikan kepentingan rakyat dan melanggar hati nurani masyarakat.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: