Pemilu di Filipina Buka Peluang Konflik, Dede Budhyarto Jelaskan Bedanya dengan Indonesia

3 hours ago 3
Kristia Budhyarto alias Dede Budhyarto --twitter / @kangdede78

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Komisaris Independen PT Pelni, Kristia Budhyarto atau Dede Budhyarto menyoroti perbedaan sistem pemilihan Presiden dan Wakil Presiden antara Filipina dan Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa di Filipina, Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara terpisah, sehingga memungkinkan salah satu pihak menang atau kalah tanpa bergantung pada pasangan calon.

Dikatakan Dede, sistem ini menyebabkan ketidakstabilan politik di Filipina karena adanya potensi konflik antara Presiden dan Wakil Presiden yang berasal dari kubu berbeda.

"Peluang menang atau pun kalah dari salah satu pihak sangat terbuka. Makanya sering kelahi," ujar Dede di X @KangDede (5/2/2025).

Ia juga mengkritik kelompok tertentu di Indonesia yang membandingkan situasi di Filipina dengan harapan kejadian serupa terjadi di Indonesia.

Kelompok itu disebutkan Dede merupakan pihak yang kalah pada Pilpres 2024 lalu.

"Terus gerombolan keok termehek-mehek posting Wapres Filipina yg di mmakzulkan, mimpi buruk ya biar terjadi di Indonesia, ye kan?," imbuhnya.

Kata Dede, di Indonesia antara calon Presiden dan calon wakil Presiden berada dalam satu paket yang sama alias satu kesatuan.

"Beda woi, di Indonesia pasangan calon berada satu paket dan dipilih sekaligus dalam satu paket," tandasnya.

Cuitan tersebut mendapat tanggapan dari warganet, tidak terkecuali Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi DPW PSI Bali, Dedy Nur.

Dalam balasannya, Dedy menilai bahwa pihak yang berharap situasi di Filipina terjadi di Indonesia seolah ingin mengulang kejadian tahun 1998.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |