Pengamat Ekonomi Nilai Pemerintah Perlu Hati-Hati Kendalikan Belanja untuk Hindari Wanprestasi Fiskal

2 days ago 10
Ekonom Bright Insitute, Awalil Rizky

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2025 mencapai US$148,7 miliar, atau turun dibandingkan posisi Agustus lalu yang tercatat sebesar US$150,7 miliar.

Penurunan ini, kata BI, disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah serta kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah di tengah kondisi pasar keuangan global yang masih bergejolak.

Meskipun ada koreksi, BI menegaskan bahwa cadangan devisa Indonesia masih berada pada level aman dan kuat. Jumlah tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6 bulan impor plus pembayaran utang luar negeri pemerintah, jauh melampaui batas standar internasional yang hanya sekitar tiga bulan impor.

“Cadangan devisa ini masih cukup tinggi untuk mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi serta sistem keuangan,” tulis BI dalam keterangan resminya.

Sementara itu, pengamat ekonomi Awalil Rizky memberikan penjelasan lebih detail soal struktur cadangan devisa tersebut. Melalui akun X pribadinya, @AwalilRizky, ia memaparkan komposisi cadangan devisa per September 2025.

“Posisi cadangan devisa sebesar US$148,74 miliar pada September 2025. Terbanyak berupa surat berharga (US$86,14 miliar) dan uang kertas asing serta simpanan (US$42,81 miliar). Ada juga SDRs dan RPF di IMF sebesar US$8,68 miliar. Emas secara nilai meningkat, namun jumlah fisiknya stagnan beberapa tahun ini,” tulis Awalil, dikutip dari X pada Senin (13/10/2025).

Penjelasan Awalil tersebut menggambarkan bahwa meski nilai cadangan devisa Indonesia turun, komposisi asetnya tetap sehat dan terdiversifikasi. Peningkatan nilai emas menunjukkan kenaikan harga global, sementara stagnasi jumlah fisik emas menandakan tidak ada penambahan aset logam mulia dalam beberapa tahun terakhir.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |