
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Guru Besar Universitas Airlangga sekaligus pengamat politik, Prof. Henri Subiakto, menilai gelombang demonstrasi mahasiswa yang terjadi di berbagai daerah bukan sekadar aksi spontan.
Menurut Prof. Henri, keresahan mahasiswa berakar pada kondisi Indonesia yang dinilai semakin gelap, terutama bagi generasi muda yang berpikir kritis di kampus-kampus.
"Demo besar yang terjadi di mana-mana itu tak hanya karena merespon keadaan Indonesia gelap yang membuat gelisah kalangan muda yang berpikir kritis," ujar Henri di X @henrysubiakto (10/2/2025).
Dikatakan Henri, aksi demontrasi itu merupakan bentuk akumulasi ketidakpuasan terhadap situasi politik dan kebijakan pemerintah saat ini.
"Tapi juga reaksi kemarahan terhadap kata-kata Prabowo dan Jokowi yang jelas-jelas bermakna provokasi," sebutnya.
Salah satu pernyataan yang menjadi sorotan, menurutnya, adalah ketika Jokowi menyebut bahwa pemerintahan Prabowo ke depan akan sangat kuat dan tak ada yang berani mengkritiknya.
"Mosok Jokowi bilang Pemerintahan Prabowo sangat kuat dan tak ada yang berani mengkritiknya," cetusnya.
"Hanya karena dia dukung bersama para ketua partai yang digalangnya," sambung dia.
Selain itu, Henri menyoroti kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat dan masa depan Indonesia.
"Kekeliruan kebijakan pemerintah yang jelas-jelas merugikan rakyat dan masa depan Indonesia," imbuhnya.
Ia menilai pesan-pesan arogan dari para elite pemimpin semakin memicu perlawanan dari aktivis dan masyarakat sipil terhadap dominasi oligarki dan praktik koruptif di dalam pemerintahan.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: