FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Cengkeh merupakan salah satu rempah eksotis yang memiliki segudang manfaat, bagaimana tidak rempah asli Indonesia satu ini menjadi rebutan bangsa Eropa dan menjadi incaran terbesar para penjajah yang pernah mendiami Indonesia.
Asal muasal cengkeh tepatnya dari bagian timur Indonesia yaitu lima pulau vulkanik di kepulauan Maluku diantaranya Ternate, Matir, Tidore, Makian dan Bacan.
Berdasarkan catatan sejarah tanaman ini sudah dimanfaatkan sejak abad ke 14, tepatnya sejak masa dinasti Han. Selanjutnya tanaman ini terus menerus mengalami perkembangan dalam pemanfaatan dan menjadi rebutan oleh bangsa Spanyol, Portugis dan Belanda.
Tanaman rempah ini juga digunakan sebagai penyedap rasa alami dan pengawet bahan pangan, sehingga membuat orang-orang Eropa bisa mengawetkan dan menimbun makanan selama bermusim-musim, hal ini dimanfaatkan dalam dunia industry makanan.
Selain itu, pada masa penjajahan. Cengkeh menjadi tanaman terpopuler karena memiliki harga jual yang sangat tinggi. Hal ini yang menjadikan cengkeh sudah diperdagangkan ke Tiongkok sejak sekitar 500 SM dan ke India sejak 200 SM.
Pada abad ke-17, Belanda membasmi cengkih di semua pulau kecuali Ambon dan Ternate untuk mempertahankan harga yang tinggi, kemudian pada paruh kedua abad ke-18 Prancis kemudian menyelundupkan cengkeh dari Hindia Timur ke pulau-pulau di Samudra Hindia dan Dunia Baru.
Namun, seiring berjalannya waktu cengkeh kemudian bertumbuh dan dibudidayakan kembali sebagai tanaman berbagai manfaat. Menurut data Food Agriculturan Organization (FAO), produksi cengkeh Indonesia mencapai 137.641 ton pada tahun 2021.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: