Setelah Sumatera dan Kalimantan Kehilangan Hampir Separuh Hutan, Dandhy Laksono: Menyusul Sulawesi, Halmahera, dan Papua

3 days ago 11
Dandhy Laksono

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Jurnalis Investigasi Dandhy Laksono menyoroti deforestasi yang terjadi di Indonesia. Dia mengambil contoh pulau Kalimantan.

Saat tahun 1973, hutan masih menutup 76 persen pulau Borneo. Namun berdasarkan pemetaan Nusantara Atlas, jumlahnya menyusut.

“Tahun 1973, hutan masih menutup 76 persen wilayah Kalimantan,” tulis Dandhy di akun X pribadinya, Kamis (4/12/2025).

Hal tersebut, kata dia, juga terjadi di Pulau Sumatera. Tutupan hutan menyusut hampir separuh hanya dalam 50 tahun.

“Seperti Sumatera, hanya dalam 50 tahun, Kalimantan telah kehilangan hampir separuh hutannya,” ujarnya.

Kini, Dandhy menagatakan hal sama akan terjadi untuk sejumlah pulau lainnya di Indonesia.

“Menyusul Sulawesi, Halmahera, dan Papua,” pungkasnya.

Di Sumatera sendiri, deforetasi jadi sorotan setelah banjir yang terjadi di berbagai wilayah. Anak Menteri Keuangan Purabaya Yudhi Sadewa, Yudo Sadewa menuding PT Toba Pulp Lestari (TPL) sebagai penyebab banjir di Sumatera.

Itu dia ungkapkan dalam sebauh unggahan di media sosial. Menurutnya, PT TPL melakukan penggungulan hutan di Sumatera.

Penggungulan tersebut, kata dia, yang menyebabkan banjir. Dia lalu mengajukan pertanyaan spekulasi.

“Menyebabkan banjir di Sumatera Utara dan Aceh. Tau kan punya siapa?” ujarnya.

Sementara itu, PT TPL membantah tudingan itu. PT TPL sendiri kerap dihubungkan dengan kelompok bisnis Royal Golden Eagle (RGE Group) maupun dengan Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan.

Direktur & Sekretaris Perusahaan TPL, Anwar Lawden, menjelaskan bahwa seluruh kegiatan Hutan Tanaman Industri (HTI) telah melalui penilaian High Conservation Value (HCV) dan High Carbon Stock (HCS) oleh pihak ketiga.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |