Stop Berdalih ‘Namanya Juga Anak-anak’, Orang Tua Tidak Boleh Memaklumi Peilaku Anak Yang Membuat Orang Lain Terganggu

2 months ago 70
Ilustrasi Memaklumi Peilaku Anak

FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Menormalisasikan kata 'namanya juga anak-anak', bukanlah pilihan tepat dalam mendidik anak.

Menjadi Orang tua memang bukanlah perkara yang mudah, anak merupakan tanggungjawab penuh apalagi saat usia masih balita atau anak-anak.

Kadangkala kita menemukan kejadian dimana anak-anak melakukan tingkah yang cukup mengganggu oranglain, namun dihiraukan orang tuanya kemudian berkata “ wajar Namanya juga anak-anak”.

Pemakluman demikian akan mempengaruhi karakter anak yang menormalisasikan apa yang dilakukannya, dan tentunya berdampak buruk jika terus dibiarkan.

Disisi lain, pemakluman tersebut akan menunjukkan tanda ketidakpedulian terhadap sesama.

Dimana membiarkan orang lain tidak nyaman dengan perilaku anak yang seharusnya menjadi pengawasan orangtua.

Salah satu contoh, saat di tempat makan kemudian orangtua membiarkan anaknya mengganggu makanan meja orang di sebelahnya yang sama sekali tidak dikenalnya, kemudian tidak melakukan larangan dan memaksa anaknya untuk minta maaf, malah memaklumi dengan pikiran namanya juga anak-anak.

Sebagai orangtua memang perlu ekstra dalam membina dan memberikan nilai-nilai benar atau salah sejak dini.

Pakar psikolog anak sekaligus penulis buku berjudul Raising Kids in the 21st Century, Sharon K. Hall, Ph.D mengungkapkan bersama orang tua anak-anak tahu perbedaan antara yang benar dan yang salah sebelum usia 2 tahun.

Sharon juga mengatakan sejak usia 18 bulan, anak-anak bisa mulai diajarkan nilai-nilai terkait benar dan salah.

Jadi, tidak lagi ada alasan bagi orang tua mengatakan ‘Namanya juga anak-anak’, sebab sejak dini anak sudah bisa diajarkan mana yang salah dan mana yang benar.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |