Taman Leang-leang, Maros
FAJAR.CO.ID, MAROS - Di wilayah Sulawesi dan Maluku terdapat beberapa cagar budaya penting yang dikelola Kementerian Kebudayaan salah satunya Taman Arkeologi Leang-leang di Kawasan karst Maros-Pangkep (sekitar Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan).
Leang-Leang, siapa yang tak mengenalnya, spotlight pelestarian cagar budaya Indonesia Timur yang mengundang decak kagum dunia.
Koordinator Unit Pengelolaan Cagar Budaya Wilayah Sulawesi dan Maluku, Rustan menjelaskan bahwa Taman Arkeologi Leang-leang merupakan situs pertama di Sulawesi yang ditemukan memiliki lukisan prasejarah (rock art).
“Penemuan ini terjadi pada awal eksplorasi Kawasan karst pada tahun 1960 oleh tim peneliti asing yang menemukan cap-cap tangan pada dinding gua. Sejak saat itulah, keberadaan lukisan prasejarah di Sulawesi Selatan pertama kali dilaporkan secara ilmiah kepada dunia,”jelas Rustan.
Menurut Rustan, keunikan Taman Arkeologi Leang-leang terletak pada keberadaan dua gua prasejarah, yaitu Gua Pettakere dan Gua Pettae.
Di Gua Pettakere terdapat dua gambar utama yakni cap telapak tangan dan gambar babi rusa. Sementara itu, di Gua Pettae ditemukan gambar telapak tangan dan babi rusa, namun ukurannya lebih kecil dibandingkan yang ada di Gua Pettakere.
Menariknya, di sekitar Gua Pettae juga ditemukan sisa-sisa sampah dapur manusia purba, seperti cangkang kerang.
Melihat adanya nilai historis yang sangat tinggi dari temuan tersebut, Unit Pengelolaan Cagar Budaya memiliki tanggung jawab dalam merencanakan upaya pelestarian secara menyeluruh, mulai dari perlindungan, pengembangan, hingga pemanfaatan situs, yang dilaksanakan melalui mekanisme yang terstruktur dan disertai evaluasi secara berkala.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

















































