
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dugaan korupsi di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) periode 2019-2023, mendadak mencuri perhatian publik.
Bagaimana tidak, angka yang hampir mencapai Rp10 miliar membuat banyak kecewa mengingat rusaknya lingkungan pendidikan di bawah kepemimpinan Nadiem Makarim.
Pengamat politik, Hendri Satrio, tak tinggal diam. Ia masih berupaya meyakinkan dirinya atas dugaan korupsi yang perlahan terungkap benang merahnya itu.
"Beneran korupsi sampe lebih 9Triliun?," kata Henri di X @satriohendri (30/5/2025).
Blak-blakan, Henri bilang bahwa bukan hanya rakyat, yang merasa tak mendapatkan pendidikan layak marah kepada pemerintah jika dugaan korupsi itu benar terjadi.
"Setan aja marah tuh," tandasnya.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung kembali menangani sebuah kasus besar terkait dugaan korupsi dalam proyek pengadaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk periode 2019-2023.
Proyek pengadaan laptop yang terjadi di masa kepemimpinan Menteri Nadiem Makarim ini menghabiskan dana sebesar Rp9,9 triliun.
Menurut Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, pengadaan tersebut diduga tidak berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan.
"Bahwa ada pemufakatan jahat. Nah ini masih harus dicari antara siapa dengan siapa. Tapi pemufakatan jahat terkait dengan bahwa Chromebook akhirnya harus dijadikan menjadi pilihan. Padahal, jauh sebelumnya itu sudah dilakukan uji coba, itu kurang tepat karena syaratnya harus internetnya terpenuhi," ujar Harli dalam keterangannya pada Rabu, kemarin.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: