FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Aktivis Nicho Silalahi mengkritik keras rencana alih fungsi hutan untuk mencetak sawah baru yang dinilai hanya sebagai kedok untuk tujuan yang lebih besar, yakni eksploitasi kayu di hutan demi kepentingan segelintir pihak.
Menurutnya, alih fungsi tersebut lebih banyak menguntungkan kelompok tertentu daripada memberikan solusi nyata bagi ketahanan pangan.
"Alih fungsi hutan untuk mencetak sawah baru hanyalah kedok mereka untuk menutupi tujuan utamanya, yaitu merampok kayu di hutan demi memperkaya diri," ujar Nicho.
Ia juga menyoroti bahwa banyak sawah produktif yang sebelumnya menjadi lumbung pangan kini dialihfungsikan menjadi kawasan betonisasi.
Sebagai contoh, Nicho menyebut proyek strategis nasional (PSN) seperti Pantai Indah Kapuk (PIK) sebagai salah satu bukti nyata di mana lahan pertanian produktif diubah menjadi kawasan komersial.
"Faktanya, sawah-sawah produktif yang menjadi lumbung pangan mau dan sudah pada ditanami beton," tambahnya.
"Dengan kondisi seperti ini, kita harus bertanya, siapa yang sebenarnya diuntungkan? Apakah rakyat, atau hanya segelintir elite?" tutup Nicho.
Sebelumnya, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengidentifikasi sekitar 20 juta hektare hutan yang dapat dimanfaatkan sebagai cadangan untuk pangan, energi, dan air.
Rencana ini bertujuan mendukung program swasembada pangan yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: