
FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Seorang pekerja migran Indonesia, Hardianti menanggapi ketidaksetujuannya terhadap penyataan Bahlil Lahadalia. Sebelumnya, Bahlil meragukan jiwa nasionalisme anak muda Indonesia jika ikut tren kabur aja dulu.
Hardianti merupakan salah satu lulusan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Makassar. Dia telah menyelesaikan pendidikannya Agustus 2019 lalu. Dia saat ini bekerja di Arab Saudi.
Sebagai salah satu orang yang pernah mengabdi untuk negeri dengan menjadi seorang perawat, Hardianti menilai pernyataan Bahlil Lahadalia tidaklah pantas. Apalagi menyangkut soal nasionalisme.
Dalam beberapa unggahan yang beredar, Hardianti menyampaikan bahwa baiknya meninggalkan segala yang bersifat toxic, karena setiap orang berhak mencari kebahagiaan.
Ikut meramaikan tagar ‘kabur aja dulu’, Hardianti memberikan data dengan merincikan biaya hidup yang dikeluarkan selama pendidikan. Biaya pendidikan itu tidak sebanding dengan pendapatan selama ia kerja di Indonesia.
"Biaya pendidikanku Rp150 juta, gajiku 700/bulan kadang telat sampai 3 bulan,” unggah Hardianti, dikutip Rabu (19/2/2025).
Dia juga mempertanyakan balik tentang keraguan nasionalimenya terhadap negara.
“Kami penyumbang devisa no.2 di Indonesia, apa kabar yang korupsi?,” ungkapnya
Ungkapan yang disampaikan oleh Hardianti kemudian mendapatkan dukungan penuh dari berbagai lapisan masyarakat.
“Negara harusnya introspeksi diri, bukan malah menyalahkan warga negaranya dengan statement Meragukan Nasionalisme,” kata netizen
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: