
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- "Saya berharap bisa dipanggil Tuhan (meninggal) di sini, rumah ini, tapi takdir berkata lain," kata Alimuddin (60), salah satu korban kebakaran di Jalan Urip Sumoharjo 1, Kecamatan Panakkukang, kota Makassar,
Pantauan di lokasi, sisa-sisa kebakaran masih tampak jelas membekas di dinding dan lantai rumah Alimuddin.
Bangunan yang sebelumnya berdiri kokoh, kini hanya menyisakan puing-puing bata merah yang berserakan di lantai, dinding hangus, dan bekas arang yang menghitamkan seisi ruangan.
Tersisa sebuah piagam organisasi kemahasiswaan tertempel pada dinding warna krem milik Alimuddin.
Struktur tembok yang tersisa menunjukkan bekas api, dengan sebagian besar plesteran terkelupas dan bata merah terlihat menonjol.
Tidak ada lagi atap rumah pria berdarah Mandar ini, hanya menyisakan potongan kayu gosong dan beberapa potongan balok ambruk.
Dinding bagian dalam dan luar rumah terlihat retak, terkelupas, dan penuh jelaga.
Beberapa tiang kayu hangus berdiri tak berdaya, menjadi saksi bisu keganasan api di tengah malam. Begitu juga dengan perabotan, tak tersisa, hanya reruntuhan dan abu yang menyebar di sekeliling.
Meskipun angan-angan Alimuddin tidak tercapai, berpulang di rumah yang telah ditinggali sejak 1973 lalu, ia berharap ada hikmah di baliknya.
"Tapi insyaallah ada gantinya yang lebih baik," ucap Buruh Harian ini sambil berusaha menutupi kesedihannya.
Ia kemudian menceritakan detik-detik api menjalar ke rumahnya. Saat itu, mereka bertujuh sementara tertidur lelap.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: