
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Saidiman Ahmad menyoroti berbagai permasalahan yang mencuat dalam awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Mulai dari pembentukan kabinet yang dinilainya tambun hingga respons presiden dan para pembantunya terhadap kritik publik.
Dikatakan Saidiman, pemerintahan ini dimulai dengan pemborosan, terlihat dari jumlah anggota kabinet yang besar.
"Presiden menakut-nakuti warga yang hendak berinvestasi di pasar modal," ujar Saidiman di X @saidiman (20/2/2025).
Selain itu, ia menilai banyak kebijakan yang tidak konsisten, keputusan yang plin-plan, serta pernyataan kontroversial dari presiden dan jajaran menterinya.
"Inkonsistensi kebijakan, keputusan plin-plan, presiden ngenyek para pengkritik, ancaman fusi partai melalui koalisi permanen, mulai kembalinya doktrin dwi-fungsi," ucapnya.
Salah satu yang menjadi perhatian publik adalah cara presiden merespons kritik.
Dalam sebuah kesempatan, kepala negara terlihat meledek para pengkritik, bahkan melontarkan kata "Ndasmu" berkali-kali.
Pernyataan ini, menurut Saidiman, menunjukkan kurangnya sikap elegan dalam menyikapi kritik dari masyarakat.
"Persoalan-persoalan itu direspons secara kritis oleh publik," tukasnya.
Dampak dari ketidakstabilan ini, lanjutnya, dapat dilihat dalam berbagai sektor, termasuk perekonomian.
"Para pelaku pasar menunjukkan ketidakpercayaan dengan enggan berinvestasi melalui pasar modal," Saidiman menuturkan.
Para pelaku pasar modal menunjukkan ketidakpercayaan dengan menahan investasi, yang berkontribusi pada penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga hampir 15 persen dalam tiga bulan pertama pemerintahan.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: