
FAJAR.CO.ID -- Pejabat pemerintahan makin sulit dipercaya. Pejabat yang kerap sesumbar mengklaim diri punya integritas dan menolak suap pun terlibat kasus korupsi.
Contohnya, Wamenaker, Immanuel Ebenezer yang kerap sesumbar di depan publik memiliki integritas dan menolak praktik suap. Faktanya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga Immanuel Ebenezer sudah lama melakukan praktik pemerasan.
Perkataan yang tidak sejalan dengan perbuatan pada diri Immanuel Ebenezer juga terlihat dari pernyataan yang secara terbuka mendukung hukuman mati kepada koruptor. Kini, publik menantikan realisasi dari pernyataan itu.
Noel Ebenezer menyampaikan dukungannya pada hukuman mati kepada koruptor saat menjadi salah satu narasumber dalam acara "Indonesia Lawyer Club" pada 19 November 2021. Kala itu, Noel yang hadir sebagai Ketua Umum Jokowi Mania (JoMan), memberikan komentar terkait diskursus hukuman mati bagi pelaku korupsi.
Ketika dipersilakan bicara, Noel tiga tahun lalu mengomentari kasus Menteri Sosial kala itu, Juliari Batubara, yang ditangkap KPK atas keterlibatannya dalam korupsi dana bansos.
"Kita melihat hari ini ada lagi menteri di lingkaran presiden yang bermain-main dengan persoalan ini [korupsi] lagi, dan ini menurut kami layak untuk dihukum mati," tutur Noel kala itu.
Noel saat itu menuturkan, hukuman mati bagi koruptor adalah kebijakan yang dapat mencegah publik melakukan pembangkangan sosial karena muak melihat para pejabat—termasuk menteri—korupsi.
"Presiden harus berani ambil kebijakan, atau penegak hukum berani mengambil kebijakan, menyiapkan regu tembak untuk para pejabat-pejabat [korup] ini," tutur Noel dalam diskusi "Indonesia Lawyer Club" pada 19 November 2021.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: