Proyeksi Ekonomi 2025 Kelam, Legitimasi Prabowo Diprediksi Pudar

1 month ago 27
Ilustrasi lesunya kondisi ekonomi. (INT)

Oleh: Heru Sebagia
Pengamat Politik dan Ekonomi

Wajar saja jika masyarakat secara serentak mengeluhkan kondisi ekonomi secepat ini. Bisa dikatakan saat ini semua menjerit tanpa terkecuali . Tidak dipungkiri Indonesia sedang bermasalah dengan Daya Beli warga RI yang sedang ambruk.

Situasi riil di lapangan sangat memprihatinkan. Suasana sepi pusat perbelanjaan Roxy Square di Jakarta sudah menjadi pemandangan Sehari-hari. Roxy Square yang terkenal dengan pusat penjualan barang elektronik khusus handphone dan aksesosris kini nampak sepi pengunjung. Lapak pasar tradisional di daerah-daerah juga mengalami hal yang sama, apa yang mereka perdagangan dari pagi hingga sore sepi kunjungan pembeli.

Dukungan data sepinya konsumsi masyarakat terindikasi dari sisi level konsumsi rumah tangga. Dikutip dari berbagai sumber, periode selama tiga kuartal tahun ini terus tumbuh di bawah 5%. Per kuartal III-2024 saja, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,91% (yoy) yang berakibat laju pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 hanya 4,95%.

Likuiditas Kering Kerontang

Isu likuiditas yang menghantui industri perbankan sepanjang tahun ini, diperkirakan masih bakal berlanjut tahun depan. Saat ini, bank-bank tidak hanya bersaing dengan satu sama lain dalam memperebutkan dana masyarakat, tapi juga dengan pemerintah.

Menurut Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo mengatakan tahun depan , 2025 adalah jatuh tempo pembayaran surat utang negara sekitar Rp700 triliun per tahun dalam tiga tahun ke depan. Ditambah dengan pengeluaran rata-rata tahunan utang yang ditarik pemerintah sekitar Rp600 triliun, lantas pemerintah membutuhkan kebutuhan likuiditas sekitar Rp1.300 triliun per tahun.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |