
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Industri nasional sedang menhadapi tantangan serius akibat derasnya arus produk impor, khususnya pasca kebijakan tarif Amerika Serikat yang memicu banjirnya produk China ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Kondisi ini dinilai semakin menekan daya saing produk dalam negeri.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim menegaskan, meskipun ada capaian positif dari kerja sama dagang internasional, dampak negatif juga mulai terasa.
"Produk-produk kita jadi kurang kompetitif karena bahan bakunya tidak semuanya tersedia di Indonesia. Harga akhirnya tidak bisa bersaing. Ditambah lagi banjirnya produk dari China pasca tarif Amerika, itu masuk ke negara-negara lain dan kembali membanjiri pasar kita,” papar Chusnunia Chalim, Jumat (22/8/2025).
Ia menyatakan Indonesia kerap hanya dipandang sebagai pasar. Karena itu, ia menekankan pentingnya melindungi industri nasional agar tidak kalah bersaing.
“Kita mesti menjaga pasar kita, jangan sampai industri dalam negeri mati karena kalah daya saing,” jelasnya.
Komisi VII mendorong pemerintah untuk mengambil langkah tegas dalam melindungi produk nasional, baik melalui kebijakan tarif, regulasi, maupun program penguatan industri lokal.
“Jika tidak segera diantisipasi, dampaknya bisa lebih besar. Industri kita bisa semakin tertekan, padahal kebutuhan nasional harus tetap dipenuhi,” kuncinya. (Pram/fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: