Soroti Kenaikan Pajak, Yenny Wahid: Kemakmuran Rakyat Apakah dengan Menerapkan Pajak Tinggi?

2 weeks ago 14
TOKOH PEREMPUAN: Yenny Wahid, putri Presiden Ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). (Instagram Yenny Wahid)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pendiri Wahid Foundation, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid menyoroti kenaikan pajak di sejumlah daerah di Indonesia. Ia mengambil contoh dan membandingkannya.

Di sejumlah negara maju, kata dia, ada yang pajaknya memang besar. Seperti Swedia dan Denmark,

"Di banyak negara kaya seperti Swedia, Norwegia, Denmark, pajaknya sangat tinggi, hampir setengah penghasilan rakyat disetor ke negara, tapi rakyatnya hidup makmur,” kata Yenny dikutip dari video yang ia unggah di Instagram, Jumat (22/8/2025).

Tapi kemajuan dimaksudnya itu, juga terjadi di negara lain dengan pajak rendah. Misalnya Singapura dan Swiss.

“Sementara itu, di Singapura, Swiss, dan Uni Emirat Arab, pajaknya justru rendah, tapi rakyatnya juga sejahtera," bebernya.

Bagi Yenny, kemakmuran di dua kategori negara itu, bukan soal pajak. Tapi ada kesamaan di antaranya.

Pertama, kata dia,pemerintahan bersih dan transparan, angka korupsi kecil, dan penegakan hukum tegas.

Kedua, uang negara dikelola dengan efisien dan tidak dihamburkan untuk fasilitas pejabat. Ketiga, iklim usaha dijaga agar swasta mau investasi, sehingga lapangan pekerjaan bisa tercipta.

"Keempat, infrastruktur baik dan modern agar roda ekonomi berjalan lancar. Kelima, ada jaminan sosial, jadi rakyat hidupnya aman dan nyaman. Keenam, pendidikan dan SDM menjadi prioritas," ungkap Yenny.

Karenanya, ia berkesimpulan, bukan pajak besar yang memakmurkan rakyat. Tapi bagaimana pengelolaannya.

"Jadi kesimpulannya, yang bikin makmur bukan pajak tinggi, tetapi bagaimana uang rakyat dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat," pungkasnya. (Arya/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Rakyat news| | | |