
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara film Sexy Killer dan Dirty Vote, Dandhy Dwi Laksono, menanggapi pernyataan KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak yang sebelumnya menyebutnya tidak bernyali.
Dalam responsnya, Dandhy menyindir bahwa keberanian sejati bukan sekadar memegang jabatan dan fasilitas militer, tetapi juga berani melepasnya.
"Tidak bernyali itu kalau mau jabatan dan gaji sipil, tapi tidak berani lepas seragam, bedil, dan tongkat komando," ujar Dandhy di X @Dandhy_Laksono (14/3/2025).
Lebih lanjut, ia menantang KSAD Maruli untuk mengadakan debat terbuka dengan tiga akademisi sipil, yakni Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar.
Debat tersebut diusulkan membahas tiga isu utama: Revisi UU TNI, rangkap jabatan sipil oleh militer, serta sejarah dwifungsi ABRI dari era Jenderal Nasution hingga kepemimpinan Soeharto dan Prabowo.
"Bernyali, Jenderal?" tantangnya.
Dandhy juga menyinggung bahwa dirinya seolah menjadi sasaran kritik dari keluarga Luhut Binsar Pandjaitan.
Ia merujuk pada pernyataan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang sebelumnya menyebut pembuat Sexy Killer sebagai "kurang kerjaan," serta pernyataan Maruli terkait Dirty Vote.
"Btw, apa dosa saya sama keluarga ini?," cetusnya.
Sebelumnya diketahui, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Maruli Simanjuntak, pernah memberikan tanggapan terkait film dokumenter Dirty Vote yang membahas dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024.
Maruli mengaku belum menonton film berdurasi hampir dua jam tersebut, tetapi sudah mendengar isi dan cerita yang disampaikan di dalamnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: